Termasuk keimanan terhadap hari
akhir adalah beriman dengan ditiupnya sangkakala pada hari kiamat. Ada dua
pendapat para ulama dan argumentasi (dalil) masing-masing pendapat. 1.
Sangkakala Ditiup sebanyak Tiga Kali Di antara ulama yang berpendapat demikian
adalah Ibnul ‘Arabi, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, dan Asy-Syaukani
rahimahumullah. Tiupan pertama, disebut dengan nafkhotul faza’, yaitu tiupan
yang menyebabkan kaget, kepanikan, atau terkejutnya seluruh makhluk. Tiupan ini
juga menyebabkan perubahan dan rusaknya keteraturan alam dunia. Tiupan pertama
ini ditunjukkan oleh firman Allah Ta’ala, وَيَوْمَ
يُنْفَخُ فِي الصُّورِ فَفَزِعَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ
إِلَّا مَنْ شَاءَ اللَّهُ وَكُلٌّ أَتَوْهُ دَاخِرِينَ “Dan (ingatlah) hari
(ketika) ditiup sangkakala, maka terkejutlah segala yang di langit dan segala
yang di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Dan mereka semua datang
menghadap-Nya dengan merendahkan diri.” (QS. An-Naml [27]: 87) Tiupan ke dua,
disebut dengan nafkhotu ash-sha’qi, yaitu tiupan yang menyebabkan kematian
seluruh makhluk. Tiupan ke tiga, disebut dengan nafkhotul ba’tsi wan nusyuur,
yaitu tiupan dibangkitkannya seluruh makhluk. Tiupan ke dua dan ke tiga ini
ditunjukkan oleh firman Allah Ta’ala, وَنُفِخَ فِي
الصُّورِ فَصَعِقَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ إِلَّا مَنْ شَاءَ
اللَّهُ ثُمَّ نُفِخَ فِيهِ أُخْرَى فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنْظُرُونَ “Dan
ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali
siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka
tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing).” (QS. Az-Zumar
[39]: 68) Tiupan ke tiga juga ditunjukkan oleh firman Allah Ta’ala, وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَإِذَا هُمْ مِنَ الْأَجْدَاثِ إِلَى
رَبِّهِمْ يَنْسِلُونَ “Dan ditiuplah sangkalala, maka tiba-tiba
mereka keluar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka.” (QS.
Yasin [36]: 51) 2. Sangkakala Ditiup sebanyak Dua Kali Di antara ulama yang
berpendapat demikian adalah Ibnu ‘Abbas, Al-Hasan Al-Bashri, Qatadah,
Al-Qurthubi dan Ibnu Hajar rahimahumullah. Tiupan sangkakala yang pertama
disebut dengan nafkhotul faza’ wa ash-sha’qi, yaitu tiupan yang menyebabkan
terkejutnya seluruh makhluk sehingga menyebabkan kematian mereka. Menurut ulama
yang berpendapat tiupan sebanyak dua kali, nafkhotul faza’ dan nafkhotu
ash-sha’qi ini dua hal yang terjadi dalam satu waktu (satu tiupan), bukan dua
tiupan yang terpisah. Artinya, mereka terkejut dan kemudian mati karenanya.
Para ulama yang berpendapat dua kali, mereka berdalil dengan firman Allah
Ta’ala, يَوْمَ تَرْجُفُ الرَّاجِفَةُ تَتْبَعُهَا
الرَّادِفَةُ “(Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan) pada hari ketika tiupan
pertama menggoncang alam. Tiupan pertama itu diiringi oleh tiupan ke dua.” (QS.
An-Nazi’at [79]: 6-7) Ketika menjelaskan ayat di atas, Ibnu Katsir rahimahullah
berkata, قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ: هَمًّا النَّفْخَتَانِ
الْأُولَى وَالثَّانِيَةُ، وَهَكَذَا قَالَ مُجَاهِدٌ وَالْحَسَنُ وَقَتَادَةُ
وَالضَّحَّاكُ وَغَيْرُ وَاحِدٍ “Ibnu ‘Abbas berkata,’Keduanya adalah
tiupan pertama dan ke dua.’ Dan demikian pula yang dikatakan oleh Mujahid,
Al-Hasan, Qatadah, Adh-Dhahhak, dan yang lainnya.” (Tafsir Ibnu Katsir, 8/315)
Mereka juga berdalil dengan hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah
radhiyallahu ‘anhu, مَا بَيْنَ النَّفْخَتَيْنِ
أَرْبَعُونَ “(Jarak) antara dua tiupan adalah empat puluh.” (HR. Bukhari no.
4935) Pendapat yang Lebih Kuat Di antara dua pendapat tersebut, yang lebih
tepat adalah pendapat yang ke dua, bahwa sangkakala ditiup sebanyak dua kali pada
hari kiamat. Hal ini berdasarkan hadits dari Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu
‘anhu, dalam sebuah hadits yang panjang di dalamnya diceritakan, “ … Kemudian
ditiuplah sangkakala. Tidak ada seorang pun yang mendengarnya kecuali dia
memasang pendengarannya dan menjulurkan lehernya. Beliau bersabda,’Maka orang
yang pertama kali mendengarnya adalah seseorang yang memperbaiki telaga untuk
untanya.’ Beliau berkata,’Dia pun mati, dan orang-orang pun mati.’ Kemudian
Allah mengirim –atau beliau berkata,’Menurunkan’- hujan gerimis atau naungan
–Nu’man (salah seorang perawi) ragu-ragu- yang darinya Allah menumbuhkan
(membangkitkan) jasad-jasad manusia. Kemudian ditiuplah sangkakala yang ke dua,
maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing) …” (HR. Muslim
no. 2940). Maka di dalam hadits tersebut dijelaskan bahwa ketika sangkakala
ditiup pertama kali dan didengar manusia, maka mereka pun mati. Kemudian
ditiuplah sangkakala ke dua kalinya, maka bangkitlah manusia dari kuburnya dan
menunggu putusannya masing-masing. Dua tiupan ini juga ditunjukkan oleh hadits
yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu di atas. Sumber:
muslim.or.id Suara: Ustadz Khalid Basalamah (Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala
merahmatinya)
0 Komentar