Apa Itu Hidup Suri?
Istilah yang sering kita
dengar adalah mati suri. Itu merupakan sebuah istilah untuk menjuluki kondisi
di mana sesorang tampaknya mati, tetapi sebenarnya masih hidup. Adapun judul di
atas; hidup suri adalah kebalikan mati suri. Itu adalah istilah yang kami buat
sendiri untuk menjuluki orang yang tampaknya hidup, padahal sebenarnya ia
mati. Siapakah dia? Dia adalah orang yang enggan berdzikir!
Jangan Malas Berdzikir
Perlu diketahui, bahwa
selain memotivasi para hamba-Nya untuk banyak berdzikir, Allah ta’ala juga
mengingatkan mereka agar tidak lalai dari berdzikir. Bahkan terkadang Allah
menggabungkan antara keduanya. Antara lain dalam firman-Nya,
“وَاذْكُرْ رَبَّكَ فِي نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَخِيفَةً وَدُونَ
الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّ وَالآصَالِ وَلا تَكُنْ مِنَ الْغَافِلِينَ”.
Artinya: “Ingatlah
Rabbmu dalam hatimu dengan rendah hati dan rasa takut, dan dengan tidak
mengeraskan suara, pada waktu pagi dan petang. Serta janganlah kamu termasuk
orang-orang yang lalai”. QS. Al-A’raf (7): 205.
Kebutuhan seorang hamba
kepada dzikir melebihi kebutuhan seekor ikan terhadap air, sebab dzikir
merupakan sumber kehidupan hati. Nabi kita shallallahu’alaihiwasallam memberikan
sebuah perumpamaan yang sangat buruk bagi manusia yang enggan berdzikir. Kata
beliau,
“مَثَلُ الَّذِي يَذْكُرُ رَبَّهُ
وَالَّذِي لَا يَذْكُرُ رَبَّهُ مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ”.
“Perumpamaan orang yang
berdzikir (mengingat) Rabbnya dan orang yang tidak berdzikir, seperti orang
yang hidup dan orang yang mati”. HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Musa al-Asy’ary radhiyallahu
’anhu.
Jenis-Jenis Hati Manusia
Berdasarkan keterangan
di atas, hati para manusia bisa diklasifikasikan menjadi tiga jenis:
1. Hati yang Hidup dan Sehat
Hati yang hidup dan
sehat adalah hati yang senantiasa dipenuhi dengan dzikrullah. Hati yang
mengikhlaskan seluruh amalannya hanya untuk Allah ta’ala. Ia mencintai,
membenci, memberi dan menahan pemberian karena Allah semata. Dalam bertindak
dan berlaku, selalu yang dijadikan sebagai patokan adalah keridaan Allah dan
Rasul-Nya shallallahu’alaihiwasallam bukan yang lain.
2. Hati yang Mati
Hati yang mati adalah hati yang kosong dari dzikrullah. Hati
yang tidak mengenal Rabbnya, tidak beribadah pada-Nya, tidak menjalankan
perintah-Nya maupun menjauhi larangan-Nya. Ia mencintai, membenci, memberi dan
menahan pemberian semata karena menuruti hawa nafsunya.
Ketiga: Hati yang sakit. Adalah hati yang masih hidup namun menderita
penyakit. Tergantung unsur mana yang lebih dominan. Terkadang penyakitnya
berkurang karena porsi dzikirnya ia tingkatkan. Namun seringkali, penyakitnya
semakin parah, karena terlalu lama tidak berdzikir, sehingga hampir-hampir ia
mati.
Hati pertama adalah hati
yang subur dan lembut. Hati kedua adalah hati yang tandus dan mati. Hati ketiga
adalah hati yang sakit, kadangkala mendekati kesembuhan dan tidak jarang pula
mendekati kematian. Nomor berapakah hati kita?
Penulis: Ustadz Abdullah Zaen, Lc. MA.
Artikel: Muslim.or.id
0 Komentar